BIOGRAFI Ulama Ahli Nahwu Pertama Abu Al-Aswad Ad-Duali

 

Ulama Ahli Nahwu Pertama Abu Al-Aswad Ad-Duali

Ulama ahli Nahwu pertama – Setiap disiplin ilmu selalu memiliki seorang alim yang di tangannya panji ilmu tersebut berkibar. Sebut saja ilmu hadits, di sana ada Imam Bukhari, semua mengetahui bahwa buku hadits beliau adalah buku yang paling shahih setelah Al-Quran.

 

Begitu juga ilmu bahasa Arab dan Nahwu. Sedikit me-review kembali tentang sejarah ilmu Nahwu. Ilmu Nahwu bukanlah disiplin ilmu warisan yang diajarkan oleh Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, tidak seperti Al-Quran atau Hadits.

Kedudukannya seperti ilmu ushul fikih dan mushthalah hadits yang muncul belakangan.

 

Ilmu Nahwu adalah ilmu yang disusun jauh sepeninggal Nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam– karena faktor kebutuhan, melihat tersebarnya lahn (kesalahan) dalam lisan bangsa Arab dan  non Arab yang sedang mendalami Islam, maka disusunlah ilmu Nahwu untuk menjaga kemurnian bahasa Arab itu sendiri.

 

Sejarah ilmu Nahwu sebagaimana riwayat yang sampai kepada kita, berawal pada zaman kekhilafahan Ali bin Abi Thalib, ketika beliau meminta kepada Abu Al-Aswad Ad-Duali untuk meletakkan kaidah-kaidah dasar bahasa Arab seraya berkata:

 

-( اُÙ†ْØ­ُ Ù‡َØ°َا النَّØ­ْÙˆَ )-

Ikutilah cara/metode ini!

 

Jadi yang pertama kali memprakarsai penulisan ilmu Nahwu dan bahasa Arab adalah Abu Al-Aswad Ad-Duali, tentunya berdasarkan perintah dari Khalifah Ali bin Abi Thalib –radhiallahu ‘anhu-. Dan sejak itu, banyak ulama ahli bahasa yang menyusul dan mencoba menulis, menyusun kaidah-kaidah bahasa Arab dan menyempurnakannya.

 

Dan di antara ulama Nahwu generasi pertama tersebut adalah Ibnu Abi Ishaq, bahkan kepada beliaulah gelah “ahli nahwu pertama” dinisbatkan.

 

Jadi, siapakah sebenarnya Imam Ibnu Abi Ishaq? Silahkan Anda melanjutkan membaca tulisan ini!

 

Nasab Beliau

 

Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Abi Ishaq Al-Hadhrami. Saya belum menemukan referensi yang menyebutkan kapan dan beliau dilahirkan.

 

Beliau adalah seorang Imam/ulama di bidang Qira’ah, Nahwu dan bahasa Arab. Bahkan beliau adalah orang pertama yang mengumpulkan ensiklopedia Nahwu dari bahasa Arab Badui yang paling murni  bahasanya.

 

Guru Beliau

 

Beliau berguru kepada seorang penyair terkenal, yaitu Al-Farazdaq. Akan tetapi, ia juga merupakan orang yang paling gencar mengkritisi dan menyalahkan gurunya sendiri. Setiap kesalahan bahasa yang terlontar dari lisan gurunya, ialah orang yang paling pertama dan semangat membantahnya.

 

Hingga suatu saat, sang guru pun (Al-Farazdaq) kesal dan membuat sebuah syair yang berisi hujatan untuknya, namun ternyata dalam penggalan syair tersebut ada satu kata yang salah secara gramatikal bahasa Arab. Kemudian ia pun berkata:

 

-( ÙˆَاللّٰÙ‡ِ ، Ù„َÙ‡َجْÙˆُÙ‡ُ Ù„ِÙŠ Ø£َÙ‡ْÙˆَÙ†ُ Ù…ِÙ†ْ Ù„َØ­ْÙ†ِÙ‡ِ )-

 "Demi Allah, sungguh hujatannya untukku tidak seberapa bagiku, dari pada kesalahan (bahasa) nya

 

Hal itu tidaklah mengherankan, bahkan disebutkan bahwa beliau adalah orang yang paling sering mengkritisi perkataan orang-orang Arab. Yang dimaksud adalah mengkritisi dari sisi kaidah bahasanya, bukan isinya.

 

Ini semua menunjukkan semangat dan kegigihan beliau dalam menjaga kelestarian bahasa Arab, memurnikan dan menjaga keasliannya.

 

Murid Beliau

 

Karena keluasan ilmu yang beliau miliki, banyak orang yang berguru kepadanya, di antara murid-murid beliau yang menonjol adalah:

 

·         Isa bin Umar Ats-Tsaqafi (wafat 149H).

·        Abu Amru bin Al-‘Alaa` (wafat 154H).

Al-Khalil bin Ahmad Al-Farahidi (wafat 173H).





Reactions

Post a Comment

0 Comments