Abdurrahman bin Mahdi (135
– 198 H)
Abdurrahman bin
Mahdi memiliki nama
lengkap Abdurrahman bin Mahdi bin Hassan Al-Anbari Al-Luklu’i Al-Hafizh
Al-Kabir Imamul Ilmi, Asy-Syahir. Beliau memiliki Kun-yah “Abu Sa’id”. Beliau
seorang ulama hadis yang memiliki beberapa tulisan dalam masalah hadis.
Beliau dilahirkan pada tahun 135 H.
Berkata Hambal: “Aku mendengar Abdullah berkata: “Abdurrahman bin Mahdi lahir pada
tahun 135H”. Sejak usia belia, beliau sudah rajin dalam menuntut ilmu agama.
Guru-guru beliau:
· Aiman bin Nabil,
· Mu’awiyah bin Shaleh,
· Abu Khaldah,
· dan beberapa ulama lainnya.
Murid-murid beliau:
·
Abdullah bin Mubarak,
· Ishaq bin Rahawaih,
·
Ali bin Al-Madini,
· dan masih banyak ulama lainnya.
Sanjungan para ulama
· Ayub bin Mutawakkil berkata: “Ketika kami hendak memutuskan perkara
agama maupun dunia, maka kami pergi kerumah Abdurrahman bin Mahdiuntuk bertanya
kepadanya”.
· Muhammad bin Abi Bakar al-Muqaddami
berkata: “Aku belum pernah melihat orang yang lebih mutqin (kuat hafalannya)
ketika mendengar, ketika tidak mendengar, dan ketika memberikan hadits kepada
manusia daripada Abdurrahman bin Mahdi. Dia seorang imam yang yang tsabit
(terjaga hafalannya) dari pada Yahya bin Said Al-Qaththan dan lebih mutqin dari
pada Waqi’ bin Jarrah.
Dia telah mengecek dan menyetorkan hafalan hadits yang dia telah hafal kepada
Sufyan”.
· Ibnu Hibban berkata: “Dia adalah salah satu dari ulama yang Hafidh yang
mutqin (yang kuat hafalannya), dia adalah seorang yang wara’ dalam perkara
agama, dia termasuk orang yang menghafal, mengumpulkan, memahami, dan menulis,
dan dia menolak (semua) riwayat hadits kecuali dari yang tsiqah (yang
terpercaya)”.
Ibadahnya
· Ibnu Madini berkata: “Aku telah datang mengunjungi istri Abdurrahman bin
Mahdi setelah Ibnu Mahdi wafat, ketika itu aku melihat warna hitam di arah qiblat,
maka akupun berkata: “(Bekas) apa ini?”, istri Abdurrahman berkata: “Itu tempat
peristirahatan Abdurrahman, yang mana dia melaksanakan shalat malam, ketika
kantuk telah menghampirinya maka ia meletakan kepalanya di tempat itu”.
· Ali berkata: “Wirid Abdurrahman setiap malamnya adalah membaca setengah
dari Al-Qur an”.
· Rustah berkata: “Abdurrahman melaksanakan haji setiap tahun, ketika
saudaranya meningal, maka dia (saudaranya) berwasiat kepadanya, maka
iapun(abdurrahman) mengurusi anak yatim (saudaranya), aku mendengar bahwa
Abdurrahman berkata: “Aku diuji dengan anak-anak yatim ini, maka akupun
berhutang kepada Yahya bin said empat ratus dinar, untuk mengurus
tanah-tanah anak-anak yatim tersebut.”
Perkataan
hikmahnya
· Abdullah bin Said berkata: “Aku mendengar abdurrahman bin Mahdi berkata:
“mengertilah!, seseorang tidak boleh menjadi imam sampai ia mengetahui beberapa
hal berikut ini; Apa yang pantas bagi dirinya sesuatu yang tidak pantas, tidak
menggunakan segala hal untuk berhujjah, dan mengetahui batas-batas ilmu”.
· Dari Abdurrahman bin Umar, ia berkata: “ Aku mendengar Abdurrahman bin
Mahdi berkata: “Haram hukumnya bagi seseorang untuk membahas permasalahan agama
kecuali ia telah mendapatklan ilmunya dari orang yang tsiqah”.
Wafatnya Abdurrahman
bin Mahdi
Beliau meninggal
pada bulan Jumadil Akhir, tahun 198 H. Adzahabi berkata: “Ibnu Mahdi meninggal
di Bahrah pada bulan jumadil Akhir tahun 198H”. Al-Khatib Al-Baghdadi berkata:
“Abdurrahman Bin Mahdi meninggal pada tahun 198, dengan usia 63 tahun, karena
ia dilahirkan pada tahun 135H”.
0 Comments